MAKALAH
“KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN”
OLEH:
KELOMPOK III
ARHAMY UTHAMI AKBAR PANDAKA
FADHILLAH SURIADI
BIDANG STUDI “DASAR MANAJEMEN &
BISNIS”
REGULAR CLASS
T.A 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas bimbingan dan
penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul ”KOORDINASI & RENTANG MANAJEMEN” disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Dasar Manajemen & Bisnis.
Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang materi yang di bahas.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca, walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki, untuk itu kami mengharapkan dukungan
dari pembaca sekalian demi menyempurnakan tugas makalah berikutnya. Terima
kasih.
Bua,
01 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Untuk melihat
kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan melakukan koordinasi dapat dilihat
dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang
dikenal sebagai rentang manajemen. Koordinasi didefinisikan sebagai proses
penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang
terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Koordinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab
tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti,
yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
Sebelumnya
manusia perlu mengerti arti kata organisasi. Di mana kata “organisasi“
mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau
kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan
pemerintahan, atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan
dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan
organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan
organisasi dapat tercapai dengan efisien. Di dalam sebuah organisasi diperlukan
adanya sebuah koordinasi antara manajer dan bawahannya untuk kelangsungan
organisasi itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
uraian diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut
1. Bagaimana hubungan antara koordinasi kegiatan-kegiatannya
dengan rentang manajemennya dalam pencapaian koordinasi yang efektif ?
2. Bagaimana tujuan seorang manajer atau atasan mengkordinasikan
kegiatan-kegiatan organisasi dan rentang manajemennya ?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1. Dalam penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi tentang :
2. Cara-cara pencapaian koordinasi yang efektif dan rentang
menajemen yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau
atasan.
3. Dapat memperkirakan rentang manajemen yang ideal.
Mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar dan faktor-faktor yang
mempengaruhi rentang manajemen.
PEMBAHASAN
Koordinasi
adalah proses mengintegrasikan tujuan dan kegiatan pada satuan-satuan yang
terpisah (departemen atau bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi secara efisien.
-
Menurut G.R. Terry, koordinasi adalah
suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang
tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang
seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
-
Menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah
mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan
yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan
dengan keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu sendiri.
-
Menurut Mc. Farland, koordinasi adalah
suatu proses dimana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur
diantara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan
bersama.
Menurut Handoko
kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam
pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan
pelaksananya. Handoko juga menyebutkan bahwa derajat koordinasi yang tinggi
sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat
diperkirakan, faktor-faktor lingkungan selalu berubah-ubah serta saling
ketergantungan adalah tinggi. Koordinasi juga sangat dibutuhkan bagi
organisasi-organisasi yang menetapkan tujuan yang tinggi.
Hal ini juga
ditegaskan oleh Handayaningrat bahwa koordinasi dan komunikasi adalah sesuatu
hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, Handayaningrat juga mengatakan
bahwa koordinasi dan kepemimpinan (leadership) adalah tidak bisa dipisahkan
satu sama lain, karena satu sama lain saling mempengaruhi.
Menurut Handayaningrat koordinasi
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bahwa
tanggungjawab koordinasi adalah terletak pada pimpinan. Oleh karena itu,
koordinasi adalah merupakan tugas pimpinan.
2. Adanya
proses (continues process). Karena koordinasi adalah pekerjaan pimpinan yang
bersifat berkesinambungan dan harus dikembangkan sehingga tujuan dapat tercapai
dengan baik.
3. Pengaturan
secara teratur usaha kelompok. Oleh karena koordinasi adalah konsep yang
ditetapkan di dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu, maka sejumlah
individu yang bekerjasama, dimana dengan koordinasi menghasilkan suatu usaha
kelompok yang sangat penting untuk mencapai efisiensi dalam melaksanakan
kegiatan organisasi. Adanya tumpang tindih, kekaburan dalam tugas-tugas
pekerjaan merupakan pertanda kurang sempurnanya koordinasi.
4. Konsep
kesatuan tindakan. Hal ini adalah merupakan inti dari koordinasi. Kesatuan
usaha, berarti bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap kegiatan
individu sehingga terdapat adanya keserasian di dalam mencapai hasil.
5. Tujuan
koordinasi adalah tujuan bersama. Kesatuan dari usaha meminta suatu pengertian
kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai kelompok
dimana mereka bekerja.
Menurut James D.
Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan diantara satuan-satuan
organisasi :
1. Saling
ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Bila satuan-satuan organisasi tidak saling
tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi
tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu
hasil akhir.
2. Saling
ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)
Dimana suatu satuan organisasi harus pekerjaannya
terlebih dahulu sebelum satuan lain dapat bekerja.
3. Saling
ketergantungan timbale balik (reciprocal interdependence)
Merupakan hubungan memberi dan
menerima antar satuan organisasi.
Menurut
Hasibuan terdapat dua tipe koordinasi, yaitu :
1. Koordinasi
vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh
atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah
wewenang dan tanggungjawabnya.
2. Koordinasi
horizontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi
(aparat) yang setingkat.
Menurut Hasibuan terdapat tiga
sifat koordinasi, yaitu :
1. Koordinasi
adalah dinamis bukan statis.
2. Koordinasi
menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang coordinator (manajer) dalam rangka
mencapai sasaran.
3. Koordinasi
hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.
Menurut Hasibuan terdapat empat
syarat koordinasi, yaitu :
1. Sense
of coorperation (perasaan untuk bekerjasama), ini harus dilihat dari sudut
bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
2. Rivalry,
dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara
bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan.
3. Team
spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling menghargai.
4. Esprit
de corps, artinya bagian-bagian yang diikut sertakan atau dihargai, umumnya akan
menambah kegiatan yang bersemangat.
1. Koordinasi
harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap bagian
bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap
bagian, ingat bahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya
kebutuhan dan keinginan berbeda.
2. Koordinasi
harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi
dan member.
3. Koordinasi
harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu
terjadi selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan
kegiatan sebelumnya.
4. Koordinasi
harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan wujud saling memberikan
informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang
satu dengan tugas yang lain.
Komunikasi
adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung
pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar
ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada
dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi.
Ada
tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu :
1. Teknik-teknik
manajemen dasar
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar :
hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan
serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
2. Meningkatkan
koordinasi potensial
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan
organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
3. Mengurangi
kebutuhan akan koordinasi
Dalam beberapa
situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan sumber daya-sumber
daya untuk satuan-satuan organisasi atau pengelompokan kembali satuan-satuan
organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
1. Hirarki
manajerial
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja,
wewenang formal, hubungan tanggungjawab dan akuntabilitas yang jelas dapat
menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan
pengarahan yang tepat.
2. Aturan
dan prosedur
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat
untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan
yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
3. Rencana
dan penetapan tujuan
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian
melalui pengarahan seluruh satuan organisasi terhadap sasaran-sasaran yang
sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses
seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan
satuan-satuan organisasi.
1. Sistem
informasi vertikal
Adalah peralatan melalui mana data disalurkan
melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau
di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam
kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi
internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan.
2. Hubungan-hubungan
lateral (horizontal)
Melalui pemotongan rantai perintah,
hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan
dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu :
a. Kontak
langsung antara individu-individu yang dapat meningkatkan efektivitas dan
efisinesi kerja.
b. Peranan
penghubung, yang menangani komunikasi antar dapartemen sehingga mengurangi
panjangnya saluran komunikasi.
c. Panitnya
dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan
yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk
masalah-masalah khusus.
d. Pengintegrasian
peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu
diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat
koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
e. Peranan
penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran
oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila
posisi pengintegrasian yang dijelaskan di atas tidak secara efektif
mengoordinasikan tugas tertentu.
f. Organisasi
matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian
proyek-proyek yang kompleks.
1. Penciptaan
sumber daya-sumber daya tambahan
Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan
kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau
waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
2. Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan
mengubah karakter satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat bediri
sendiri diserahi suatau tanggungjawab penuh salah satu organisasi operasi
(perusahaan).
Pertimbangan penting dalam penentuan pendekatan yang
paling baik untuk koordinasi adalah menyesuaikan kapasitas organisasi untuk
koordinasi dengan kebutuhan koordinasi. Bila kebutuhan lebih besar dari
kemampuan, organisasi harus menentukan pilihan : meningkatkan koordinasi
potensial atau mengurangi kebutuhan. Sebaliknya, terlalu besar kemampuan
pemrosesan informasi relative terhadap kebutuhan secara ekonomis tidak efisien,
karena untuk menciptakan dan memelihara mekanisme-mekanisme tersebut adalah
mahal. Kegagalan untuk mencocokan kemampuan pemrosesan informasi dengan
kebutuhan akan menyebabkan penurunan prestasi.
Peningkatan
spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan koordinasi. Tetapi semakin besar
derajat spesialisasi, semakin sulit bagi manajer untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan khusus dari satuan-satuan yang berbeda.
Paul R. Lawrence
dan Jay W. Lorch mengungkapkan empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja
yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu :
1) Perbedaan
dalam orientasi terhadap tujuan tertentu. Para anggota dari departemen yang
berbeda mengembangkan pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai
kepentingan organisasi yang baik. Misalnya bagian penjualan menganggap bahwa
diverifikasi produk harus lebih diutamakan daripada kualitas produk. Bagian
akuntansi melihat pengendalian biaya sebagai faktor paling penting sukses
organisasi.
2) Perbedaan
dalam orientasi waktu. Manajer produksi akan lebih memperhatikan
masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek.
Biasanya bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan
masalah-masalah jangka panjang.
3) Perbedaan
dalam orientasi antar-pribadi. Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan
pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancer, sedangkan bagian
penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat
mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lainnya.
4) Perbedaan
dalam formalitas struktur. Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin
mempunyai metode-metode dan standar yang berbeda untuk mengevaluasi program
terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
Rentang manajemen atau rentang kendali adalah
kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar
tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen
berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh
seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah
bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik.
Istilah-istilah
lain rentang manajemen, yaitu :
1. Span
of control
2. Span
of authority
3. Span
of attention atau span of supervision
Alasan mengapa penentuan rentang
yang tepat sangat penting adalah :
1. Rentang
manajemen mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja
efektif dari bawahan mereka. Jika terlalu banyak anak buah, maka anak buah akan
semakin kurang terkontrol dan kurang arahan. Kalau terlalu sedikit, maka
manajer yang kurang dimanfaatkan tenaganya dan para bawahan terlalu diawasi.
2. Ada
hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan struktur
organisasi. Jika rentang terlalu sempit, yaitu anak buahnya sedikit, maka
organisasi jadi terlalu tinggi dan berjenjang sehingga efiktifitas manajer
ditiap tingkatan akan terpengaruh. Jika anak buah merasa frustasi dan ada
kecurangan maka dapat disimpulkan bahwa rentang organisasi terlalu lebar, jadi
tak efisien dan banyak tenaga yang tak termanfaatkan dengan baik.
Menurut
Lockheed’s tujuh faktor yang mempengaruhi manajer dalam penentuan rentang
manajemen adalah :
1) Kesamaan
fungsi diawasi : sejauh mana fungsi atau tugas bawahan yang manajer
bertanggungjawab adalah sama atau berbeda.
2) Kedekatan
geografis fungsi diawasi : seberapa dekat terletak kepada pengelola fungsi atau
bawahan.
3) Kompleksitas
fungsi diawasi : sifat fungsi atau tugas yang bertanggungjawab manajer.
4) Arah
dan kontrol yang diperlukan bawahan : derajat pengawasan yang dibutuhkan
bawahan.
5) Koordinasi
yang diperlukan pengawas : sejauh manajer harus mencoba untuk mengintegrasikan
fungsi atau tugas dalam subunit atau di antara subunit dan bagian lain dari
organisasi.
6) Perencanaan
yang diperlukan pengawas : sejauh mana manajer harus meninjau program dan
kegiatan subunitnya.
7) Bantuan
pada atasan atas adanya organisasi : berapa banyak membantu dalam hal asisten
dan personil pendukung dapat diandalkan manajer.
Pertimbangan
ekonomis sebagai hal terpenting dalam penentuan rentang manajemen adalah :
-
Semakin lebar rentang manajemen maka
biaya untuk manajer menurun dan biaya untuk aktivitas operasional meningkat dan
sebaliknya.
-
Semakin sempit rentang manajemen maka
biaya untuk manajer meningkat dan biaya untuk aktivitas operasional menurun.
Pada dasarnya faktor-faktor yang
dipertimbangkan adalah :
1. Kesamaan
fungsi-fungsi. Semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh kelompok
kerja, rentangan semakin melebar.
2. Kedekatan
geografis. Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik, rentang
semakin melebar.
3. Tingkat
pengawasan langsung yang dibutuhkan. Semakin sedikit pengawasan langsung
dibutuhkan, rentang semakin melebar.
4. Tingkat
koordinasi pengawasan yang dibutuhkan. Semakin berkurang koordinasi yang
dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
5. Perencanaan
yang dibutuhkan manajer. Semakin sedikit perencanaan yang dibutuhkan, rentangan
semakin melebar.
6. Bantuan
organisasional yang tersedia bagi pengawas. Lebih banyak bantuan yang diterima
pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan pengawasan mutu,
rentang semakin melebar.
Secara ringkas, tidak ada rumusan
ajaib yang dapat menentukan ukuran rentang manajemen yang tepat.
-
Menurut Henri Fayol :
Jumlah maksimum bawahan yang dapat
dikendalikan oleh setiap pengawas produksi dalam organisasi adalah 20 sampai 30
karyawan, sedangkan setiap kepala pengawas (super intendent) dapat mengawasi
hanya 3 atau 4 pengawas produksi.
-
Menurut V.A. Gracinus
Dalam memilih suatu rentangan,
manajer harus mempertimbangkan tidak hanya hubungan satu dengan satu secara
langsung dengan bawahan yang diawasi tetapi juga hubungan mereka dengan bawahan
dalam kelompok dua atau lebih. Jadi, dengan tiga karyawan seorang manajer mempunyai
hubungan dengan setiap individu, dan dengan tiga kelompok yang berbeda, yaitu
kombinasi dari setiap dua karyawan, dan dengan kelompok yang terdiri dari
ketiganya.
1. Rentang
manajemen yang melebar
Alasan digunakan :
-
Tingkatan hirarki yang semakin tinggi
cenderung mengurangi kecepatan waktu penyebaran informasi dari atas ke bawah.
-
Lebih banyak jumlah tingkatan yang
dilalui informasi, lebih besar kemungkinan penyimpangan atau distorsi.
-
Penambahan tingkatan manajemen memakan
biaya, karena memerlukan penambahan gaji materil.
-
Penggunaan sumber daya manajer secara
efisien.
2. Rentang
manajemen yang menyempit
Alasan digunakan :
-
Pada umumnya moral dan produktifitas
karyawan akan meningkat dalam organisasi-organisasi kecil daripada dalam
organisasi-organisasi besar.
-
Penggunaan rentang manajemen terlalu
melebar berarti manajer tidak akan dapat menjalankan fungsi-fungsi dengan
efektif dan mencurahkan perhatiannya kepada seluruh bawahan secara
perseorangan.
-
Koordinasi dan koperasi berkembang baik,
karena setiap individu mengelola fungsi sendiri dan dengan bantuan minimum dari
atasan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Koordinasi sangatlah dibutuhkan
dalam setiap organisasai ataupun kelompok apapun, demi tercapainya segala
tujuan yang hendak dicapai. Komunikasi merupakan suatu kunci utama dalam
tercapainya suatu koordinasi yang efektif. Pada dasarnya koordinasi merupakan
suatu pemrosesan informasi. Di sini peranan menejer sangat
dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya dalam bidang pengontrolan, pengawasan
dan evaluasi. Kedekatan hubungan dan kelancaran informasi antara menejer dengan
bawahan pun juga sangat perlu diperhatikan agar dalam pelakasanaan tugas tidak
terdapat kesalahan informasi (miss comunications) ataupun tekanan dalam
bekerja.
Selain koordinasi yang efektif dalam
pencapain tujuan juga perlu diperhatikan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan
secara efektif oleh seorang manajer atau yang biasa disebut rentang manajemen.
Memeng sulit untuk menentukan jumlah yang ideal karena hal ini tergantung pada
banyak variabel, seperti besarnya organisasi, teknologi, spesialisasi,
kegiatan-kegiatan rutin, tingkat manajemen dan sifat-sifat pekerjaan lainnya,
namun setidaknya kita dapat menemukan rentang yang optimal untuk situasi khusus
melalui penentuan batasan rentangan bagi organisasi pada umumnya.. Terlalu
melebarnya rentang berarti manajer harus mengendalikan jumlah bawahan yang
besar sehingga menyebabkan tidak efisien. Sebaliknya jika rentang terlalu
sempit dapat menyebabkan manajer tidak digunakan sepenuhnya.
Dapat disimpulkan bahwa Semakin
besar jumlah rentang, semakin sulit untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan
bawahan secara efektif.
Dengan mempertimbangkan uraian-uraian
tersebut maka suatu organisasi diharapkan dapat berjalan dengan lancar
serta dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen. Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.
Handoko, T. Hani (2003), Manajemen. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapanbelas. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. (2007), Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.
Mukhyi,
Muhammad Abdul dan Imam Hadi Saputro, Pengantar Manajemen Umum. Depok :
Universitas Gunadarma
http://pou-pout.blogspot.com/2010/05/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html
http://bimosakti15.wordpress.com/2013/01/10/koordinasi-dan-rentang-manajemen/
https://www.google.co.id/url? Makalah pengantar manajemen/
http://saydasyarifa.wordpress.com/2013/01/07/koordinasi-rentang-manajemen/
https://www.google.co.id/url? Makalah pengantar manajemen/
http://saydasyarifa.wordpress.com/2013/01/07/koordinasi-rentang-manajemen/